Kata Konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar

- Puisi adalah sebuah karya sastra yang disusun dengan rangkaian kata yang indah, dalam, dan singkat. Maka dari itu pilihan kata yang digunakan adalah pilihan kata yang benar-benar padat. Mengandung makna yang sangat dalam. Tak jarang, karena pilihan kata dalam puisi sangat singkat, menyulitkan pembaca untuk memahaminya.

Salah satu penggunaan kata (pilihan kata) yang bisa dianalisis dalam sebuah puisi adalah penggunaan kata konkret. Kata konkret dalam puisi digunakan untuk menggambarkan keadaan nyata. Puisi yang akan dianalisis kata konkretnya dalam tulisan kali ini adalah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.


Puisi Senja di Pelabuhan Kecil merupakan salah satu karya Chairil Anwar yang sangat terkenal. Berikut ini puisinya:

SENJA DI PELABUHAN KECIL
(Chairil Anwar,1946)
Buat Sri Aryati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa berdekap

Pengertian Kata Konkret

Arti konkrit (bentuk tidak bakunya: kongkret, kongkrit, konkrit) yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah nyata, benar adanya. Termasuk dalam kelas kata adverbia. Contoh penggunaan dalam kalimat: Meja termasuk benda konkret.

Jadi, kata konkret dalam puisi adalah kata yang mewakili benda wujud yang benar-benar ada. Bukan benda abstrak.

Kata konkret adalah pilihan kata yang mewakili sebuah makna wujud, makna fisik, dan makna yang sesuai dengan konteks puisinya. Bukan lagi, berupa kata abstrak yang masih belum jelas.Kata yang sama, jika digunakan dalam puisi berbeda, bisa memliki makna yang berbeda.


Kata Konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil

Berikut ini daftar Kata Konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar


Gudang-gudang dan rumah tua

Kata konkret ini mewakili keadaan yang sepi. Tidak ada hiruk-pikuk. gudang-gudang dan rumah tua mewakili keadaan yang tidak menyenangkan. Jika ingin menggambarkan sesuatu yang kuno tapi menarik, pasti menggunakan kata konkret rumah antik.

tiang, temali, kapal, perahu

Kata konkret tersebut merupakan satu kesatuan. Yang benar-benar nyata ada di pelabuhan. Semua berkaitan dengan kapal dan perahu. Yaitu alat untuk mengarungi samudera. Bisa bermakna mewakili kondisi seseorang atau perasaan atau semangat seseorang.

Gerimis

adalah kata konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil yang menambah makna 'ketidak-nyamanan' atau suasana yang sangat tidak disukai oleh penyair. Apalagi berkaitan dengan judul senja di pelabuhan yang kecil. Senja menunjukkan hal yang menjelang kegelapan, di tempat kecil pula. Sama sekali tidak diperhatikan, ditambah lagi dengan keadaan gerimis.

air, tanah, ombak 

merupakan kata konkret yang terdapat dalam puisi karya Chairil Anwar yang ditujukan pada Sri Aryati di atas. Benda-benda tersebut benar-benar ada. Bukan benda abstrak, yang identik dengan laut dan pelabuhan.

Kata konkret tersebut mewakili 'segala kondisi' atau semuanya. Semua hal telah terdiam. tidak ada sama sekali yang ceria.

semenanjung dan pantai

adalah kata konkret yang menunjukkan tempat berlabuh. Jadi kata konkret ini mewakili 'tujuan' atau 'orang yang diharapkan'. Dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil ini. Kata konkret tersebut dapat pula bermakna orang yang dicintai. 

Demikian penjelasan tentang kata konkret yang terdapat dalam puisi Chairil Anwar, Senja di Pelabuhan Kecil. Semoga bermanfaat.
LihatTutupKomentar