Rangkuman Materi UN/UNKB Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL

Rangkuman Materi UN/UNBK Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL, admin publish sebagai bahan referensi belajar siswa menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer ataupun yang masih menggunakan teks di tahun ajaran 2018/2019. Rangkuman ini lumayan panjang dan sangat komprehensif (baca: lengkap), untuk itu admin bagi menjadi beberapa bagian agar anda yang membaca dan mempelajarinya, bisa fokus di salah satu materi yang memang menjadi tujuan anda sebagai siswa kelas 12.

Baca juga: Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia SMA dan Kunci Jawabannya

Sebelumnya, admin telah mempublish 20 Soal Latihan UNBK Bahasa Indonesia SMA dan Jawabannya, tetapi dalam tulisan tersebut, soal-soal yang ada diambil dari materi soal b. Indonesia kelas xii semester genap. Tentunya berbeda dengan yang admin publish sekarang, karena didalam tulisan ini anda bisa belajar terlebih dahulu dengan membaca rangkumannya, lalu disusul dengan contoh soal dan pembahasan per SKL.

Oke, untuk Materi UN/UNBK B. Indonesia yang pertama adalah mengenai "Paragraf" seperti Berikut ini.

1# Paragraf

• Unsur-Unsur Paragraf

Sebuah paragraf terdiri atas unsur-unsur yang membangunnya. Berikut unsur-unsur yang membangunnya. Berikut unsur-unsur dalam sebuah paragraf yang dimaksud.

1. Ide Pokok

Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang menjiwai seluruh paragraf. Setiap paragraf memiliki satu ide pokok. Ide pokok itu pada umumnya tersurat dalam paragraf, tetapi mungkin juga tersirat. Ide pokok yang tersurat biasanya ada pada bagian awal paragraf, bagian akhir paragraf, atau terdapat pada bagian awal lalu dipertegas lagi pada bagian akhir paragraf. Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh-contoh pragraf di bawah ini!

a. Untuk menjaga agar subsidi listrik tetap Rp 60 Triliun sesuai amanat APBN, pemerintah berencana memperluas penerapan Tarif Dasar Listrik (TDL) nonsubsidi kepada pelanggan bisnis dan dan rumah tangga sampai golongan 1.300 VA. Peluasan TDL nonsubsidi itu akan diberlakukan mulai September tahun ini. TDL nonsubsidi saat ini berlaku untuk konsumen golongan 6.600 VA ke atas. TDL nonsubsidi dikenakan pada 20 persen pemakaian di atas rata-rata patokan nasional. Konsumen golongan 450 VA sampai 900 VA diupayakan tidak dikenakan TDL. 

b. Setiap hari, Aditya bangun pagi pukul setengah lima. Setelah salat subuh, ia lari pagi di sekitar rumahnya selama tiga puluh menit. Setelah berolahraga dan keringatnya kering, ia mandi. Kemudian, ia berangkat ke sekolah setelah sarapan pagi. Pukul tiga siang, ia tiba kembali di rumah. Sisa waktunya sebagian besar dipergunakan untuk belajar. Sebagian selingan, ia menonton televisi sebentar. 

Ide pokok pada paragraf  (a) tersurat pada kalimat pertama yang ditunjukkan oleh rencana penerapan tariff dasar listrik. Sedangkan ide pokok paragraf  (b) tidak tersurat, tetapi tersirat di seluruh paragraf, yakni kegiatan aditya sehari-hari. Ide pokok dirumuskan dalam bentuk intisari kalimat utama. Oleh karena itu, wujud ide pokok dalam sebuah paragraf umumnya berbentuk frasa.

Cara menemukan ide pokok paragraf dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah yang diungkapkan dalam paragraf ini?” jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ide pokok pada paragraf  tersebut.

2. Kalimat Utama

  Kalimat utama adalah kalimat tempat dituangkannya ide pokok atau pikiran utama, berdasarkan letaknya, kalimat utama dapat terletak di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif), atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-induktif). Selain itu, ada pula paragraf yang tidak memiliki kalimat utama, tetapi tetap memiliki ide pokok. Paragraf seperti itu ide pokoknya tersirat dalam seluruh paragraf. Untuk memahami hal tersebut, bacalah paragraf-paragraf berikut ini!

a. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal.
Keadaan bahasa Indonesia di media massa khususnya, dan di masyarakat pada umunya masih belum sebaik yang diharapkan. Media massa mempunyai peranan penting yang sekaligus merupakan kewajiban untuk ikut membina bahasa Indonesia. Disamping itu, bahasa Indonesia akan selalu terbina apabila segenap warga negara dan masyarakt memiliki sikap berbahasa yang baik. Tambahan pula, kesabaran sangat berperan dan diperlukan dalam pembinaan bahasa Indonesia ini. 

b. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir.
Seluruh keputusan di Helshinki, Findlandia bukan proyek elite, melainkan merupkan kesempatan mewujudkan kedamaian Aceh. Pihak-pihak yang berkonflik pun tidak lagi mengkhianati seluruh rencana damai yang sudah disepakati. Proses pemilihan rekonstruksi Aceh pascatsunami pun dapat berlangsung cepat. Perekonomian penduduk telah muai pulih. Inilah berita gembira perindu damai di negara Aceh yang sangat dinantikan.

c. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal dan akhir.
Konflik akibat perbedaan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang belum tentu sama dengan yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang dapat dicapai oleh seseorang belum tentu dapat dicapai orang lain. Kenyataan seperti ini dari waktu ke waktu akan selalu ada. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan selalu ada. 
Menemukan kalimat utama dalam paragraf sebenarnya tidak sulit. Kalimat utama yang terdapat pada bagian awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Kalimat utama yang terletak di bagian akhir paragraf pada umumnya merupakan simpulan dari apa yang telah disampaikan pada kalimat-kaimat sebelumnya. Kalimat utama yang terletak di bagian awal dan akhir paragraf, sebenarnya adalah pengulangan dari kalimat utama di awal paragraf hanya kadangkala bentuk kalimatnya berbeda, tetapi maksudnya sama.
Wujud kalimat utama dapat berbentuk kalimat tinggal dan dapat pula berbentuk kalimat majemuk.

3. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuh paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu ide pokok tertentu. Selain itu, kalimat-kalimat penjelas harus koheren, yakni memiliki kekompakkan hubungan dengan kalimat yang lain sehingga membina keutuhan paragraf. Koherensi dapat dibangun dengan kata penghubung atau kata acuan. Kata penghubung atau acuan dapat diletakkan pada kalimat sebelum atau sesudah rangkaian kalimat dalam paragraf.
Berikut salah satu contoh paragraf yang padu.
(1) Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali. (2) Sekalipun masih pukul enam pagi dan masih agak gelap, sudah banyak kendaraan yang lewat membawa hasil pertanian ke pasar seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. (3) Mobil angkutan umum dan bus yang mengangkut anak sekolah  tampak memadati jalan itu. (4) Tambah ramai lagi, oleh pengendara sepeda, sepeda motor, dan aneka jenis mobil pribadi. (5) Agak siang, tampak pula giliran bus pegawai, baik negeri maupun swasta berangkat ke tempat pekerjaan masing-masing. (6) Demikianlah, jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Kelompok kata yang bercetak miring adalah acuan yang menjalin kepaduan antar kalimat dalam paragraf tersebut, sekaligus mendukung ide pokok atau kalimat utama. Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menyatakan, “Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali.” Keramaian jalan itu dijelaskan lebih terperinci pada kalimat (2-5) dan selanjutnya pada kalimat (6) dikemukakan suatu simpulan yang ssesungguhnya merupakan pengulangan kalimat (1), yaitu “Jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.”

Untuk contoh paragraf yang tidak padu dapat dilihat pada paragraf berikut ini. (1) Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. (2) Tanah di sekitarnya sangat subur. (3) Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan. (4) Pada malam hari, banyak orang berjalan-jalan di sepanjang Jalan Molioboro untuk menghirup udara malam.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat. Pada kalimat (1) yang merupakan kalimat utama dinyatakan bahwa, “Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar.” Sebagai kota pelajar, seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak terdapat lembaga pendidikan sehingga banyak pemuda dari luar Yogyakarta datang untuk belajar atau lainnya yang berhubungan dengan sebutan sebagai kota pelajar itu. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan pada paragraf tersebut tidak demikian. Kalimat-kalimat penjelasnya tidak mendukung kalimat utama sehingga paragraf tersebut tidak padu.

Jadi, ide pokok harus ditentukan sebelum menulis sebuah paragraf. Ide pokok tersebut dituangkan ke dalam kalimat utama. Pada saat mengembangkan paragraf, semua kalimat harus mengacu pada kalimat utama tersebut. rambu-rambu pengembangan paragraf dilandasi ide pokok atau kalimat utama yang sudah ditentukan. Hal ini berlaku untuk semua jenis paragraf, yaitu paragraf eksposisi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan narasi.

Isi Paragraf

Isi paragraf adalah pokok-pokok atau hal penting dalam paragraf. Paragraf yang lengkap isinya mencakup rumus 5W+1H (what ‘apa yang terjadi’. Where ‘di mana hal itu terjadi’. When ‘kapan peristiwa itu terjadi’. Who ‘siapa yang terlibat dalam kejadian itu’. Why ‘mengapa hal itu terjadi’. Dan how ‘bagaimana peristiwa itu terjadi’).

Isi paragraf dapat memuat kalimat yang berupa fakta dan kalimat berupa opini. Fakta adalah hal (kejadian, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, sedangkan opini adalah pendapat, pikiran, dan pendirian seseorang.

Dalam teks sering kita temukan beberapa paragraf yang terdapat istilah-istilah khusus. Istilah-istilah tersebut untuk mengungkapkan maksud tertentu sesuai dengan masalah yang diungkapkan penuis. Istilah tersebut dapat berupa kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna, konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu karena setiap bidang ilmu mempunyai istilah. Misalnya, istilah pertanian, teknologi, ekonomi, olahraga, atau lingkungan.

Contoh penggunaan istilah dalam paragraf dapat dilihat berikut ini.

Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang kepada IMF. Pelunasan sebesar 3.181.742.918 dolar AS merupakan sisa pinjaman yang seharus nya jatuh tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut, yaitu pertama meningkatnya suku bunga pinjaman IMF sejak kuartal ketiga 2005, dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen. Alasan kedua adalah kemampuan Bank Indonesia membayar cicilan utang pada IMF dan masalah cadangan devisa serta kemampuan Indonesia untuk menciptakan ketahanan.

Apabila ingin memahami paragraf tersebut dengan baik, kita harus memahami istilah-istilah yang terdapat dalam teks. Seperti istilah suku bunga yang berarti tariff yang dibenarkan oleh pihak bank atas pinjaman uang, dan istilah devisa yang berarti alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukar dengan uang luar negeri.

Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf (penalaran) adalah pemikiran untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Penalaran dibagi menjadi dua macam berdasarkan prosesnya, yaitu induksi dan deduksi. Penalaran induksi meliputi generalisasi, analogi, dan sebab akibat. Penalaran deduksi meliputi silogisme dan entimem.

1. Penalaran Induksi
a. Generalisasi
penalaran generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan yang bersifat umum mencangkup semua fenomena yang terjadi.

Contoh:
Dude Harlino adalah seorang aktor, dan dia berwajah tampan.
Tengku Wisnu adalah seorang aktor, dan dia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua aktor berwajah tampan. 
Pernyataan “semua aktor berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

b. Analogi
Penalaran analogi adalah penalaran yang membandingkan dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan seseorang yang mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan sepeti jalan licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula dengan menuntut ilmu, seeorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

c. Sebab-Akibat (hubungan kausal)
Penalaran yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai akibat yang terdekat.
Ada tiga jenis hubungan sebab-akibat, yaitu:
(1) Hubungan sebab-akibat: dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat dari sebab.

Contoh:
Pohon-pohon dihutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidak lancar. Ditambah lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu, pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat tradisional, yaitu berdasarkan kebiasaan atau tradisional.oleh karena itu,tidak mengherankan jika panen di desa itu selalu tidak meningkat, bahkan sering gagal.

(2) Hubungan akibat ke sebab: dimulai dengan fakta yang menjadi akibat. Kemudian fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh: 
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bahkan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancer dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

(3) Hubungan akibat ke akibat: hubungan kasual yang terjadi dari hubungan suatu penyebab yang menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
Baru-baru ini, petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka dierang hama wereng. Peristiwa ini menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung menjadi terganggu. Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi selama menunggu hasil panen berikutnya.

2. Penalaran Deduksi
Deduksi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari suatu hal yang sudah ada menuju kepada suatu hal baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Proses penalaran deduksi pun memiliki variasi.
a. Sigolisme adalah suatu proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga. Dua pernyataan nya disebut premis mayor dan premis minor adalah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis itu akan dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya dapat dilihat berikut ini.

Premis mayot (umum): Semua siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu. 
Premis minor (khusus): Rizki adalah siswa SMA
Konklusi (Kesimpulan): Rizki harus memakai seragam putih abu-abu.
Dari contoh di atas dapat ditarik sebuah rumus dalam silogisme:
PM : Semua A = B
PK : C= A
K : C = B
b. Entimem adalah silogisme yang dipendekkan. Rumus dari entimem adalah K(C + B) karena PK (C = A). maka entimen dari contoh di atas adalah.
Rizki harus memakai seragam abu-abu karena ia adalah siswa SMA.    
          C B                              C A

Jenis – Jenis Paragraf

Ada lima jenis paragraf, antara lain:
1. Paragraf deskripsi 
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berusaha untuk mengajak para pembacanya untuk ikut merasakan apa yang diceritakan oleh penulis.

Contoh:
Langit masih hitam pekat. Sang surya masih enggan menampakkan kegagahannya. Ayam pun masih enggan berkokok. Warga kampung itu masih asyik dengan mimpi mereka. Namun, ada satu rumah yang terlihat berbeda. Rumah itu sudah dihiasi dengan tanda-tanda kehidupan. Terdengar suara orang yang sedang menimba air.

2. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menerangkan suatu hal kepada pembacanya.

Contoh:
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari Bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari duduknya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parker kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika.

3. Paragraf narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam paragraf ini terdapat alur cerita, tokoh, latar, dan konflik.

Contoh:
Untuk liburan kali ini, aku dan keluargaku berlibur ke kampung ibukuyaitu di Yogyakarta. Pagi hari tanggal 19 Maret, aku sudah bebnah dan menyiapkan semua pembekalan yang kami perlukan. Tak lupa juga aku membantu ibuku menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh adikku. Sepanjang perjalanan, aku dan adikku tak berhenti bercanda. Ibuku pun bercerita tentang masa kecilnya di kampung. Tak terasa perjalanan kurang lebih dua belas jam sudah dilampaui. Kami pun sudah sampai. Sesampainya di sana, kami pun disambut nenek dan kakek. Wuah, suasanannya ramai sekali. Ternyata ada saudara sepupuku juga yang berlibur. Liburan disekolahku kali ini pasti akan sangat menyenangkan. 

4. Paragraf argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berusaha untuk meyakinkan bahwa hal yang dikemukakan adalah benar. Caranya adalah dengan mengajukan sejumlah fakta.

Contoh:
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.

5. Paragraf persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta.

Contoh:
Untuk menjaga kesehatan tidak cukup dengan hanya minum vitamin. Olahraga pun juga sangat penting. Dengan berolahraga secara rutin. Otomatis aliran darah kita pun akan menjadi lancer. jantung pun juga sehat. Ditambah lagi pikiran kita akan lebih segar setelah berolahraga. Jadi, jika ingin sehat rajinlah berolahraga. 

Latihan Soal Tipe UN/UNBK B. Indonesia 1#

1. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Memberikan “asupan” makanan yang sehat dan seimbang adalah cara yang baik untuk memastikan tumbuh kembang serta menjaga tubuh tetap sehat dan kuat. (2) Pola makan yang dianjurkan adalah yang mengandung tiga kelompok zat nutrisi, yaitu sumber zat tenaga, pembangun, dan pengatur. (3) Makanan yang tergolong dalam sumber zat tenaga adalah nasi, tepung-tepungan, umbi-umbian, gula, dan minyak. (4) Sumber zat pembangun terdapat pada makanan seperti ikan, telur, susu, daging ayam, daging sapi, dan kacang-kacangan. (5) sedang sumber zat pengatur banyak terdapat pada sayur dan buah, terutama yang berwarna hijau dan kuning.

Ide pokok tersebut adalah ….
a. cara yang baik untuk memberikan asupan makanan
b. cara menjaga tubuh agar tetap sehat dan kuat
c. asupan makanan sehat dan seimbang
d. asupan makanan yang sehat untuk tumbuh kembang
e. makanan yang sehat dan seimbang pada sayur dan buah
Jawaban: C

Pembahasan:
Ide pokok paragraf tersebut terletak pada awal paragraf, yaitu pada kalimat (1). Hal ini disebabkan karena nomor (2-5) hanya kalimat-kalimat penjelas dari asupan makanan yang sehat dan seimbang itu.

2. Kalimat yang berisi fakta pada paragraf tersebut adalah kalimat nomor …..
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (2), (3), dan (4)
d. (2), (4), dan (5)
e. (3), (4), dan (5)
Jawaban: E

Pembahasan:
Kalimat yang berisi fakta adalah kalimat (3-5) karena hal yang dinyatakan dalam ketiga kalimat tersebut dapat dilihat dalam kenyataannya.

3. Cermatilah silogisme berikut!
PU : Siswa yang masuk fakultas kedokteran harus bebas narkoba
PK : Hendra akan masuk fakultas kedokteran 
Simpulan: …….
Simpulan silogisme tersebut adalah ….
a. Hendra harus bebas narkoba karena akan masuk kedokteran
b. Semua siswa harus bebas narkoba karena akan masuk kedokteran
c. Orang yang akan masuk kedokteran bebas narkoba
d. Hendra akan masuk kedokteran jadi harus bebas narkoba
e. Hendra harus bebas narkoba
Jawaban: E

Pembahasan:
PU : Siswa yang akan masuk fakultas kedokteran  harus bebas narkoba.
A                                                      B
PK : Hendra akan masuk fakultas kedokteran
          C A
Simpulan: C + B = Hendra harus bebas narkoba.

4. Bacalah paragraf analog berikut dengan saksama!
Pada suatu waktu, sebuah batang pohon akan mengeluarkan cabang baru. Cabang-cabang baru itu kemudian mengeluarkan ranting-ranting baru yang lebih kecil, demikian seterusnya. Begitu pula dalam bahasa, suatu bahasa proto menjadi dua bahasa atau lebih. Setiap bahasa baru itu dapat bercabang pula menjadi bahasa-bahasa kecil yang jumlahnya banyak ….
Kalimat simpulan yang tepat untuk melengkapi paragraf analog tersebut adalah ….
a. Jadi, pohon-pohon bisa tumbuh subur dan mengeluarkan cabang-cabang baru bila setiap hari disiram dan diberi pupuk.
b. Jadi, bahasa dapat tumbuh dan berkembang menjadi bahasa yang banyak, seperti halnya pohon yang bercabang dan beranting.
c. Jadi, bahasa harus dipupuk dan disirami, terus dengan cara menggunakannya agar tumbuh dengan subur.
d. Jadi, menggunakan bahasa dengan baik dan benar merupakan cara yang baik dalam melestarikannya
e. Jadi, kita harus selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan rantingnya.
Jawaban: B

Pembahasan: 
Dalam paragraf tersebut disebutkan bahwa pohon itu dapat tumbuh dan mengeluarkan cabang serta ranting baru. Selanjutnya, bahasa proto pun disebutkan dapat menumbuhkan bahasa-bahasa baru yang kecil dan berjumlah banyak. Proses menumbuhkan sesuatu yang baru ini lah yang menjadi perbandingan antara pohon dan bahasa.

Lanjut ke bagian kedua mengenai Tajuk Rencana, Karya Tulis Ilmiah, dan Teks Pidato => Rangkuman Materi UN/UNKB Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL 2
LihatTutupKomentar