Perdarahan & Syok

Perdarahan terjadi akibat dari rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) ataupun penyakit. Perdarahan dengan skala besar dapat menyebabkan syok. Perdarahan sendiri dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu perdarahan luar dan perdarahan dalam dimana berbeda penanganan terhadap keduanya.

Perdarahan Luar (Terbuka)

Perdarahan luar terjadi akibat rusaknya pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit yang memungkinkan darah keluar dari tubuh.

Pada perdarahan jenis ini penolong wajib berhati-hati dikarenakan darah yang keluar bisa saja menjadi penularan suatu penyakit.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami kerusakan, perdarahan luar dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, antara lain :

  1. Perdarahan Arteri

    Ditandai dengan darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut pada nadi dan darah berwarna merah terang karena darah kaya akan oksigen. Apabila tekanan sistolik berkurang, maka semburan juga ikut berkurang. Umumnya perdarahan arteri lebih sulit dikendalikan, oleh sebab itu pemantauan dan pengendalian dilaksanakan sepanjang perjalanan menuju fasilitas kesehatan terdekat.

  2. Perdarahan Balik (Vena)

    Ditandai dengan darah yang keluar dari pembuluh balik (vena) yang berwarna agak gelap. Walau terlihat banyak & luas, namun umumnya lebih mudah dikendalikan. Bahaya yang mungkin terjadi ialah masuknya kotoran tersedot oleh pembuluh darah vena.

  3. Perdarahan Rambut (Kapiler)

    Berasal dari pembuluh rambut (kapiler), dimana darah merembes keluar perlahan. Darah yang keluar bervariasi antara merah terang ataupun merah gelap. Umumnya membeku sendiri perlahan.

Derajat Berat Perdarahan

Kehilangan darah sebanyak 1000 cc pada manusia dewasa merupakan hal yang serius, sedangkan pada anak kehilangan 500 cc darah juga merupakan hal yang serius. Pada bayi, kehilangan 150 cc darah dapat mengancam nyawa.

Hal yang perlu diketahui dalam menolong penderita perdarahan antara lain :

  1. Gunakan alat pelindung diri untuk mencegah penularan penyakit melalui kontak dengan darah.
  2. Hindari menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan sewaktu menolong penderita karena dapat menjadikan media penularan penyakit melalui kontak darah.

Penanggulangan Perdarahan Luar

Perawatan (pengendalian) perdarahan luar umumnya dapat dilakukan dengan 4 (empat) cara sebagai berikut

  1. Tekanan Langsung.

    Menekan bagian yang berdarah tepat di atas luka (jangan buang waktu untuk mencari penutup luka). Umumnya perdarahan akan berhenti 5 - 15 menit kemudian. Selanjutnya berikan penutup luka yang tebal di daerah perdarahan.

  2. Elevasi yang dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung.

    Tindakan ini hanya dilakukan pada perdarahan di daerah anggota gerak saja yaitu dengan meninggikan daerah luka lebih tinggi dari jantung disertai dengan teknik penekanan langsung di atas. Hal ini berguna untuk memperlambat perdarahan. Teknik ini tidak disarankan untuk penderita yang mengalami cedera tulang (rangka) pada anggota gerak.

  3. Titik tekan.

    Apabila kedua upaya di atas belum berhasil, maka dilakukan cara ke tiga yaitu dengan menekan pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami perdarahan. Terdapat 2 (dua) titik tekan yaitu nadi brakialis (pembuluh nadi di lengan atas) dan nadi femoralis (pembuluh nadi di lipat paha).

  4. Cara lain :
    • Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian.
    • Kompres dingin.
    • Torniket.

      Torniket ialah suatu alat yang menutup seluruh aliran darah pada alat gerak. Torniket dilakukan apabila cara-cara di atas belum dapat menghentikan perdarahan. Kerugian teknik torniket ialah kematian jaringan bagian yang dipasang torniket, sehingga bagian tersebut mati dan harus diamputasi. Torniket umumnya digunakan pada luka amputasi ataupun robekan dengan tepi yang tidak rata. Pada kasus amputasi dengan tepi yang rata umumnya penanggulangan perdarahan hanya menggunakan pembalut tekan. Torniket merupakan upaya terkahir untuk menghentikan perdarahan.

      Torniket dilakukan dengan cara pemasangan pembalut yang diikatkan sangat kencang di atas daerah luka untuk menghentikan perdarahan. Umumnya torniket dipasang tidak lebih dari 5 cm di atas bagian yang mengalami perdarahan. Apabila perdarahan ada pada bagian sendi, maka torniket dipasang tepat di atas sendi. Umumnya digunakan tongkat kecil ataupun pena dan sejenisnya yang dipasang di atas simpul dan diputar untuk mengencangkan ikatan torniket sehingga perdarahan terhenti kemudian diikat supaya tidak berputar kembali. Torniket yang sudah terpasang dan menghentikan perdarahan tidak diperbolehkan untuk dikendorkan.

Perdarahan Dalam

Penyebab umum perdarahan dalam ialah benturan keras dengan benda tumpul, terjatuh, ledakan dan sejenisnya. Kehilangan darah pada perdarahan dalam tidak terlihat dikarenakan jaringan kulit yang masih utuh. Ada kalanya kita dapat melihat darah yang terkumpul di bawah kulit seperti pada kasus memar.

Perdarahan dalam juga bersifat variatif dari yang paling ringan sampai dengan mengancam nyawa. Kerusakan alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar dapat mengakibatkan kehilangan darah dalam waktu singkat. Kehilangan darah tidak terlihat, karenanya penderita dapat meninggal tanpa mengalami luka luar yang berat.

Dikarenakan kasus perdarahan dalam dimana kehilangan darah tidak terlihat, maka kecurigaan adanya perdarahan dalam seharusnya dinilai dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan menganalisa kronologis kejadiannya. Lebih baik menganggap seseorang mengalami perdarahan dalam daripada ridak dikarenakan penanganan perdarahan dalam tidak akan memperburuk keadaan penderita yang ternyata tidak mengalaminya.

Tanda-tanda Perdarahan Dalam

  1. Cedera ataupun memar disertai nyeri dan pembengkakan.
  2. Muntah darah, batuk darah, berak darah, kencing disertai darah, keluar darah atau cairan dari hidung atau telinga baik berupa darah segar maupun darah hitam seperti kopi.

Penanganan Perdarahan Dalam

  1. Baringkan penderita.
  2. Jangan memberikan makanan ataupun minuman pada penderita.
  3. Berikan oksigen bila ada.
  4. Rawat sebagai syok (baca penjelasan di bawah).

Syok

Syok terjadi bilamana sistem peredaran darah gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital tubuh. Penyebab syok sendiri dapat terdiri dari 3 (tiga) komponen diantaranya ialah adanya gangguan pada organ jantung, kehilangan darah dalam jumlah besar dan pelebaran pembuluh darah akibat penyakit, trauma maupun alergi.

Tanda-tanda Syok

  1. Nadi cepat dan lemah.
  2. Nafas cepat dan dangkal.
  3. Kulit pucat, dingin dan lembab.
  4. Wajah, bibir, lidah dan telinga terlihat pucat.
  5. Pandangan mata terkesan hampa serta pupil melebar.
  6. Perubahan mental (gelisah/marah)

Akibat dari hal di atas, maka penderita akan mengalami ataupun merasakan hal sebagai berikut

  1. Mual yang kemungkinan disertai muntah.
  2. Haus.
  3. Lemah.
  4. Pusing ataupun vertigo.
  5. Tidak nyaman dan takut.

Penanganan Syok

  1. Pindah penderita ke tempat teduh dan aman.
  2. Baringkan penderita sambil posisi tungkai kaki ditinggikan 20 - 30 cm dari tubuh.
  3. Longgarkan pakaian penderita.
  4. Cegah penderita kehilangan panas tubuh dengan memberikan selimut yang menutupi semua bagian tubuh penderita.
  5. Tenangkan penderita.
  6. Pastikan pernafasan dan jalan nafas baik.
  7. Jangan beri penderita makanan ataupun minuman.
  8. Rawat cedera serta kendalikan perdarahan lainnya apabila ada.
  9. Berikan oksigen bila ada.
  10. Periksa tanda vital berkala.
  11. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
LihatTutupKomentar