Cedera Jaringan Lunak

Termasuk dalam jaringan lunak tubuh manusia antara lain ialah kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar, otot dan syaraf. Cedera jaringan lunak yang paling jelas di antaranya ialah cedera pada kulit dan dalam bahasa sehari-hari cedera jaringan lunak dikenal dengan istilah luka. Luka adalah rusaknya keutuhan jaringan lunak baik di luar maupun di dalam tubuh (kulit). Komplikasi yang dapat terjadi di antaranya ialah perdarahan bahkan kelumpuhan sesuai dengan luasan jaringan lunak yang terkena.

Jenis-jenis luka

  1. Luka Terbuka

    Merupakan cedera jaringan lunak yang disertai dengan kerusakan jaringan kulit atau selaput lendir. Cedera ini paling sering ditemukan pada kasus kecelakaan dan sering menimbulkan perdarahan.

    • Luka Lecet

      Luka lecet umumnya terjadi disebabkan oleh gesekan di permukaan kulit sehingga permukaan kulit (epidermis) terkelupas dan biasanya muncul titik-titik perdarahan. Tepi luka bentuknya tidak teratur.

    • Luka Sayat/Iris

      Luka sayat/iris umumnya disebabkan oleh kontak benda tajam terhadap permukaan tubuh. Akibatnya jaringan kulit ataupun lapisan di bawahnya terputus dengan kedalaman yang bervariasi. Tepi luka berbentuk teratur.

    • Luka Robek

      Luka robek umumnya terjadi dikarenakan benturan keras dengan benda tumpul pada permukaan tubuh. Karakteristik luka ini hampir sama dengan luka sayat/iris di atas namun perbedaannya hanya pada tepi luka yang tidak teratur. Dikarenakan tepi luka yang tidak teratur, sulit untuk mengukur kedalaman luka dan kerusakan bagian dalam termasuk perdarahan.

    • Luka Tusuk

      Luka tusuk terjadi akibat masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit ke dalam tubuh. Luka tusuk termasuk jenis luka yang berbahaya apalagi jika benda yang masuk masih tertancap dan dapat melibatkan bagian tubuh dalam yang bersifat vital ditambah apabila luka tusuk tersebut sampai tembus ke luar bagian tubuh yang lain. Berat ringannya luka tusuk tergantung dari lokasi luka, panjang dan jenis benda yang tertancap serta besarnya gaya yang dialami.

    • Luka Terkelupas/Sobek (Avulsi)

      Luka terkelupas/sobek (avulsi) terjadi dikarenakan jaringan kulit dan sedikit lapisan di bawahnya terkelupas. Ada kalanya bagian yang sobek/terkelupas masih menempel pada tubuh yang dikenal dengan istilah "flap" (lembaran gantung). Ujung yang terkelupas disebut avulsi.

    • Luka Amputasi

      Luka amputasi merupakan luka terbuka dengan jaringan tubuh terpisah. Luka amputasi umumnya paling sering terjadi pada anggota gerak. Pada ujung luka bisa terlihat lembaran kulit dan ujung tulang. Perdarahan yang dialami bisa sangat hebat ataupun sebaliknya pembuluh darah dapat menutup sendiri yang membatasi keluarnya darah.

    • Cedera Remuk (Crush Injury)

      Cedera remuk dapat berupa suatu gabungan luka terbuka maupun luka tertutup. Pada jenis luka terbuka, cedera remuk bisa menyebabkan hampir seluruh jaringan lunak dan jaringan keras seperti tulang dapat terlihat. Tulang dapat patah dan pecahannya menembus sampai keluar sehingga terjadi pembengkakan dan perdarahan baik perdarahan luar maupun dalam

  2. Luka Tertutup
    • Memar

      Merupakan jenis luka tertutup yang paling sering ditemukan. Pada luka jenis ini, lapisan epidermis kulit utuh, namun sel dan pembuluh darah pada lapisan dermis rusak. Perdarahan yang terjadi di bawah kulit bervariasi dan dapat berlangsung sampai beberapa jam. Pada daerah luka umumnya terjadi nyeri, bengkak dan perubahan warna. Perubahan warna dan pembengkakan dapat terjadi secara singkat ataupun 24-48 jam kemudian. Pembengkakan dan perubahan warna terjadi sebagai akibat dari penumpukan darah di bawah kulit atau di antara jaringan yang rusak.

    • Hematoma

      pada luka jenis hematoma, penumpuka darah hampir selalu terjadi pada daerah yang cedera dalam rongga tubuh. Hematoma berbeda dengan luka memar. Pada luka jenis hematoma kerusakan jaringan dan pembuluh darah yang terlibat lebih luas juga kehilangan darah lebih besar.

    • Cedera Remuk

      Seperti pada penjelasan sebelumnya di atas bahwa cedera remuk dapat berupa luka terbuka maupun luka tertutup. Pada jenis luka tertutup, cedera remuk menyebabkan kerusakan jaringan tulang dan jaringan bawah kulit lainnya.

Selain beberapa penyebab jenis luka di atas, ada juga luka lainnya yang bisa diakibatkan oleh gigitan hewan ataupun sengatan serangga dimana bentuk luka bervariasi tergantung kejadiannya.

Perawatan (P3K) Luka Terbuka

  1. Pastikan daerah luka terlihat

    Lepas pakaian penderita yang menutupi daerah luka secara hati-hati. Cara yang paling mudah ialah dengan memotong pakaian penderita di daerah luka.

  2. Bersihkan daerah luka

    Angkat kotoran yang besar jika ada. Apabila diperlukan dapat menggunakan penutup/kasa steril untuk menyikat permukaan luka yang terdapat kotoran. Perlu diingat agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk membersihkan luka dikarenakan pengendalian perdarahan ialah prioritas utama.

  3. Kendalikan perdarahan

    Lihat di artikel mengenai perdarahan di sini : "Perdarahan dan Syok".

  4. Berikan penutup luka dan balut

    Jenis-jenis pembalut luka:

  5. Baringkankan penderita apabila luka dan kehilangan darah yang dialami cukup banyak
  6. Tenangkan penderita
  7. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan infeksi dan komplikasi lainnya

Perawatan (P3K) Luka Tertutup

Atasi seperti penanganan perdarahan dalam dengan memperhatikan tanda-tanda syok (baca artikelnya di sini : "Perdarahan dan Syok"). Luka tertutup ringan seperti memar dapat menggunakan kompres dingin (kantung es batu) untuk membantu pengendalian perdarahan dengan penyempitan pembuluh darah melalui kompres dingin. Juga gunakan pembalut tekan untuk mengendalikan perdarahan (pembalut tekan dipasang pada titik nadi untuk mengurangi perdarahan di daerah luka). Apabila luka terdapat pada anggota gerak, maka tinggikan daerah luka lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi pembengkakan.

LihatTutupKomentar